Jakarta – Anggota DPR RI 2024-2029, Novita Hardini, menyuarakan kekhawatirannya terkait keberadaan aplikasi ‘Temu’, yang dinilai dapat mengancam kelangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Novita menegaskan bahwa penggunaan aplikasi ini dapat berpotensi mematikan bisnis-bisnis lokal yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
“Aplikasi seperti ‘Temu’ membawa dampak signifikan terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Dengan menawarkan harga-harga produk yang jauh lebih murah dari pasar lokal, mereka menciptakan persaingan yang tidak sehat. Hal ini mengancam kelangsungan usaha kecil yang tidak mampu bersaing secara langsung dengan perusahaan besar berbasis teknologi dari luar negeri,” kata Novita Hardini, Jumat, (4/10).
Ia menjelaskan bahwa UMKM memegang peran krusial dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang. Oleh karena itu, aplikasi seperti ‘Temu’ yang memudahkan produk-produk impor masuk ke pasar Indonesia dapat mengganggu ekosistem bisnis lokal.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional. Mereka adalah ujung tombak yang menciptakan lapangan pekerjaan, menumbuhkan ekonomi lokal, dan memberdayakan masyarakat, terutama perempuan. Aplikasi yang memberikan akses mudah terhadap barang-barang impor dengan harga murah akan memukul usaha-usaha kecil yang tidak mampu menawarkan produk dengan margin yang sama,” tegasnya.
Selain menawarkan harga yang sangat murah, aplikasi seperti ‘Temu’ juga sering kali mengabaikan aspek-aspek penting dalam ekosistem perdagangan lokal, seperti dukungan terhadap produk dalam negeri dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan pelaku usaha lokal. Menurutnya, persaingan tidak seimbang ini memperparah ketimpangan antara pelaku usaha besar dan kecil, yang akhirnya berdampak negatif pada keberlangsungan UMKM di Indonesia.
“Kita perlu melihat bahwa persaingan antara produk lokal dan impor yang tidak diatur dengan baik dapat mematikan daya saing UMKM. Jika hal ini dibiarkan,
UMKM akan semakin terpuruk, bahkan gulung tikar, dan pada akhirnya masyarakat yang akan terkena dampaknya. Penggunaan aplikasi ‘Temu’ yang tidak memperhitungkan aspek keberlanjutan UMKM harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Sebagai wakil rakyat, Novita Hardini juga mendorong pemerintah untuk segera mengambil tindakan dengan mengatur dan mengawasi keberadaan aplikasi seperti ‘Temu’ yang dapat mengancam ekosistem UMKM di Indonesia. Menurutnya, regulasi yang jelas dan tegas sangat diperlukan untuk melindungi produk-produk lokal agar tetap kompetitif di tengah arus globalisasi dan teknologi.
“Saya mendorong pemerintah untuk membuat regulasi yang melindungi UMKM dari persaingan tidak sehat ini. Kita tidak bisa membiarkan UMKM kita kalah dalam persaingan pasar hanya karena produk impor bisa masuk dengan mudah dan menawarkan harga yang lebih murah. Pemerintah harus turun tangan untuk mengatur kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha kecil dan menengah, serta mendukung ekosistem digital yang mendukung produk-produk lokal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Novita juga menegaskan bahwa selain regulasi, pemberdayaan UMKM harus dilakukan secara berkelanjutan, termasuk dengan memberikan akses terhadap teknologi dan platform digital yang dapat mendukung pemasaran produk lokal. Ia menyebutkan bahwa UMKM harus didorong untuk go-digital, namun tetap dengan cara yang melindungi mereka dari persaingan yang tidak sehat.
“Digitalisasi UMKM sangat penting, namun kita harus melakukannya dengan strategi yang tepat yang dapat membantu UMKM bersaing di pasar yang lebih luas tanpa harus terancam oleh produk impor murah. Dengan begitu, UMKM bisa tumbuh bersama teknologi, bukan menjadi korban dari perkembangan teknologi,” tutupnya.
Artis sekaligus politisi PDI Perjuangan itu mengajak pelaku UMKM untuk tidak hanya bergantung pada regulasi, tetapi juga berkolaborasi dan terus berinovasi dalam mengembangkan produk lokal yang berkualitas. Dengan membangun ekosistem yang mendukung, UMKM bisa tetap bersaing dan berkontribusi terhadap ekonomi nasional.
“Solusi terbaik adalah kolaborasi dan inovasi. Kita harus bersama-sama memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia, menciptakan produk-produk lokal yang unggul, dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang tepat. Dengan begitu, kita bisa menjaga keberlanjutan UMKM sebagai pondasi ekonomi kita,” pungkas Novita.
Novita Hardini adalah Anggota DPR RI periode 2024-2029 yang dikenal sebagai penggerak dalam pemberdayaan ekonomi perempuan dan pelaku UMKM. Ia aktif memperjuangkan kebijakan yang mendukung kelangsungan usaha kecil dan menengah, serta mendorong digitalisasi yang inklusif bagi UMKM di Indonesia.